INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Gmmk Riau: Massa Penolak Kedatangan Neno Warisman Kelompok Bayaran

Ketua GMMK Riau, Yana Mulyana (foto: barkah/goriau.com)

[PORTAL-ISLAM.ID] PEKANBARU - Puluhan massa yang menolak kedatangan presidium gerakan #2019GantiPresiden, Neno Warisman di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau, selesai pekan kemudian disebut sebagai kelompok bayaran.

Ketua Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK) Riau, Yana Mulyana mengatakan, kelompok massa yang menyegel bandara, melempari kendaraan Neno dengan botol air mineral dan memperabukan ban ketika kedatangan Neno ke Pekanbaru, pada Sabtu (25/8) lalu, merupakan preman bayaran yang didatangkan dari luar Provinsi Riau.

"Hal ini diketahui dari data-data jaringan komunikasi media elektronik yang saling terhubung memakai standar sistem global transmission control yang baik. Bentuknya tulisan, gambar dan video. Mereka sengaja menghadang dengan melaksanakan komplotan secara sistematis dan meluas," ungkap Yana dalam keterangan persnya, Selasa (28/8).

Pada ketika kejadian, kelompok bayaran tersebut membubarkan diri usai melaksanakan aksinya pada Sabtu sore. Tak usang sesudah itu, datanglah kelompok yang mendukung kedatangan Neno. Mereka tiba untuk menjemput Neno. Tetapi kedatangan mereka tak juga menciptakan Neno diizinkan masuk ke Pekanbaru.

Sempat terjadi agresi bentrok antar kelompok pendukung dengan salah seorang pria. Diduga, laki-laki itu merupakan salah seorang dari kelompok bayaran. Saat bentrok itu terjadi, disebut-sebut ada seorang perempuan yang kena pukul. Massa pendukung Neno pun, ikut mengejar massa 'orang luar' itu.

Membuat Malu Masyarakat Riau

Atas tragedi penolakan Neno itu, banyak pihak yang merasa geram. Mereka menuntut semoga Polda Riau segera memeriksa siapa kelompok bayaran itu. Desakan muncul mulai dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, sampai dari 53 organisasi masyarakat (ormas) yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK).

GMMK sendiri, telah menciptakan pernyataan sikap. Pernyataan perilaku itu, dibacakan di Aula Masjid Al Falah Darul Muttaqin, Jalan Sumatera, Pekanbaru, Selasa (28/8) siang. Pernyataan perilaku itu dibacakan oleh Penasehat Hukum GMMK, Bambang Rumnan SH MH.

Saat pembacaan pernyataan perilaku itu, dihadiri pribadi oleh sejumlah ormas Islam. Seperti, FPI, Persis, Alwasliah, Muhammadyah, Ikatan Dewan Masjid Indonesia dan BEM Universitas. Bahkan, pernyataan perilaku ini dipantau oleh sejumlah personel Kepolisian dan TNI.

GMMK juga menilai, adanya pembiaran oleh pihak keamanan terhadap persekusi yang dilakukan terhadap Neno Warisman. "Apakah pihak kepolisian tidak melaksanakan pengamanan sesuai dengan kiprah dan wewenang sesuai dengan Undang-undang?" ujarnya.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat yang ikut dalam rombongan Neno Warisman, juga menerima perlakuan bergairah dari Kabinda Riau, ketika pemulangan. Dia ialah Said Lukman.

"Kami juga melihat saudara Kabinda bersikap begitu reaktif terhadap Bunda Neno dengan melaksanakan tindakan kasar. Bahkan besar kepala kepada tokoh masyarakat. Apa kewenangan Kabinda dalam kapasitasnya terhadap masalah ini? Apakah memang demikiankah fungsi intelijen?" katanya.

Atas perilaku bergairah itu, beliau mendesak semoga Kabinda segera dicopot dari jabatannya. "Tindakan Kabinda Riau melaksanakan tindakan bergairah terhadap Bunda Neno, tidak sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 tahun 2011 wacana Intelijen Negara," ujarnya.

Dengan banyak sekali perlakuan kasar, Yana mengaku aib dengan penghadangan yang dilakukan terhadap Neno Warisman itu. Sebab, Neno ialah tamu di Riau. Bukan perilaku orang Riau jikalau menolak tamu yang tiba dengan baik-baik.

Apalagi kata Yana, yang melaksanakan agresi penolakan Neno Warisman tersebut, bukanlah orang Riau.

"Melihat dari tampilan, gaya dan bahasa, mereka bukan orang Riau. Kita dipermalukan di kampung sendiri oleh orang luar. Kita dipermalukan," tegasnya.

Yana juga menyebut, bahwa atas perlakukan persekusi terhadap Neno Warisman, memberi gambaran jelek kepada Riau. "Ini sudah mempermalukan orang Riau. Orang akan berpandangan, bahwa Riau tak mau mendapatkan tamu. Padahal, bukan begitu orang Riau sebenarnya," ujarnya.

Sumber: Jawa Pos

INFO LOWONGAN KERJA TERBARU KLIK DISINI

Iklan Atas Artikel


Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2


Iklan Bawah Artikel